Jumat, 25 Januari 2013
Elearning
E-learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media
yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan
komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga
kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet,
inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga
internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi
lebih interaktif. Informasi-informsai perkuliahan juga bisa realtime.
Begitu
pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi
forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time. System
e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan
perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugraha, 2007).
Ada beberapa
manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya adalah:
·
Pembelajaran
dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
·
Bertambahnya
Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau
instruktur (interactivity enhancement).
·
Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
·
Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Pengalaman
negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata
menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan
pemerataan pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah
atau putus sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d) meningkatkan
kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f) meningkatkan
wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta
(h) meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan
menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Menghemat
waktu proses belajar mengajar
·
Mengurangi
biaya perjalanan
·
Menghemat
biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,
peralatan,
buku-buku)
·
Menjangkau
wilayah geografis yang lebih luas
·
Melatih
pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun
kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta
didik. Sesuai dengan kebutuhan,
guru/instruktur
dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan
belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta
didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos,
2002).
Sedangkan
manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf
(Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
·
Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
Apabila
dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur,
antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar
(enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat
konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun menyampaikan
pendapatnya di
dalam diskusi. Mengapa?
Karena
pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat
terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh
beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini
tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun
yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan
maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat
tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
·
Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling,
2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan
kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada
janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta
didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini,
Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media
penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan
internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan
internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut
sebagai “tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).
·
Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana
saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar
dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi
siapa saja yang membutuhkan.
·
Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as
well as archivable capabilities).
Fasilitas
yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang
turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga
dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan
materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik
yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu
sendiri.
Pengetahuan
dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai
terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri.
Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan
belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar